Tetes Air Mata


Author, Ayudi Tama 

Dari tetes air mata 

Yang mengalir membasahi pipi

Bersama luka di relung hati

Mengalir meracuni hati

Dengan sejuta derita dan cerita

Hari dimana kau dapatkan kebahagiaan

Adalah hari saat kau meninggalkanku

Saat kau pergi…..

Untuk meninggalkanku selamanya

Baru kemarin kita lewati bersama
Bercanda berdua dalam  tawa

Hari ini, kau meninggalkanku tanpa menemuiku

Melemparku dalam duka terdalam

Ingin  sekali ku buka segala rahasia tentang aku dan diri mu

Tapi suara hatiku melarang demi bahagiamu

Kini, aku yang lebih dahulu mencintaimu 

Lebih dahulu hadir di kehidupanmu 

Mengisi cerita cinta untukmu

Dan lebih dahulu menjadi cintamu

Tapi kemudian kau tinggalkanku

Dengan beribu alasan darimu 

Kau buang aku seperti sampah yang tak guna lagi bagimu

Tapi Tuhan tak pernah buta

Pengorbanan cinta ini menjadi saksi

Dalam diam aku menerima 

Dalam tangis aku berharap

Dalam sepi aku mengadu

Semoga tiada karma yang menimpa 

Tangerang, 30 Agustus 2016

Bingung….????


Author, Ayudi Tama 

Bingung…??? Hal yang saat ini menghantuiKu.’ 

Aku tak tau lagi apa yang harus aku lakukan untuk masa depan, di samping aku belum bisa melupakan tentang masa lalu Ku bersama dia.’ Sedangkan di sisi lain Aku juga tak mau menghambat kebahagian orang orang yang di dekat Ku . Aku merasa bingung mengambil keputusan untuk kebahagian bersama. Mungkin karna masa lalu ku bersama dia, yang tidak mudah ku lupakan ‘yang menghambat keputusan yang terbaik buat masa depan.

ApaKah Aku salah larut dalam masa lalu???? Karna aku tak bisa melupakan sosok yang pernah mengisi  hari hari indah ku dulu??? Aku Tak  tau apa keputusan ku saat ini adalah keputusan terbaik untuk semuanya” karna sebenarnya aku tak mau lagi larut pada masa lalu yang berkepanjangan”  Tapi…. Hati dan perasaan ini tak bisa berbohong…!!!

Tangerang, 25 Agustus 2016

Terlalu Bodoh…!!!

Author, Ayudi Tama

Terlalu bodoh…??? Mungkin kata kata itu yang menghantuiku saat ini” 

Dan mungkin Terlalu bodoh terpuruk dalam suasana seperti ini ! Cepat bangkit lihat disana banyak yang menyayangimu !! Dan lihat mentari akan kembali pada esok hari.” Tunjukan pada mereka bahwa kamu kuat bisa menghadapi semua ini dengan sendiri ! Rubah semua perbuatan buruk menjadi awal yang akan lebih indah untuk kelak kemudian hari :’) Bismillah ayo bangkit dari semua keterpurukan yang menghantuiku!!! Dan keterpurukan yang akan menghancurkan ku…!!! 

Yogyakarta, 21 Agustus 2016

Dirgahayu RI Ke 71

Author, Ayudi Tama

Bulan Agustus menjadi momen penting bagi Bangsa Indonesia, pasalnya pada tanggal 17 Agustus 1945 secara resmi Indonesia dinyatakan sebagai negara merdeka. Tak hanya merdeka secara lahir namun juga secara batin, setelah bertahun – tahun di jajah oleh bangsa asing dan hingga kini kita masih merasakan kemerdekaan tersebut.

Pada tahun 2016, Indonesia telah berusia 71 tahun, usia yang di bilang sudah tua dalam mengarungi kehidupan. Pada Peringatan HUT RI Ke 71 tahun 2016 ini jatuh pada hari Rabu, 17 Agustus 2016.  Banyak Sekali kegiatan ataupun agenda yang di buat dalam rangka untuk menyemarakkan HUT RI ke 71 .

Salah satu agenda yang sakral adalah Pelaksanaan Upacara Bendara yang dilaksanakan oleh setiap Instansi dan Elemen masyarakat Indonesia. Apalagi pada saat pengibaran Bendera Merah Putih yang selanjutnya di Iringi Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”, Pada momen itu akan melahirkan darah – darah Nasionalisme pada diri kita. Yang tertuang pada teks Proklamasi yang isi nya sebagai berikut: 

17 Agustus 1945 pukul 10.00, Ir. Soekarno membacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta Pusat. Hingga kini, pada setiap Upacara peringatan Kemerdekaan RI akan dilakukan pembacaan naskah teks proklamasi. Tahukah kita, bahwa teks yang dibacakan tersebut bukanlah naskah yang pertama kali dirumuskan?
Teks proklamasi kemerdekaan Indonesia disusun di ruang makan rumah Laksamana Tadashi Maeda (Jalan Imam Bonjol 1 Jakarta Pusat, kini menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi) pada pukul 02.00-04.00 dini hari oleh Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Sementara itu, di ruang depan hadir B.M Diah, Sayuti Melik, Sukarni, dan Soediro.
Kalimat pertama teks Proklamasi adalah saran Ahmad Soebardjo yang diambil dari rumusan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia, dan kalimat terakhir disarankan oleh Mohammad Hatta. Ir. Soekarno menulis teks naskah “Proklamasi Klad”, yang isinya adalah sebagai berikut :
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.

Hal2 jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan

dengan tjara seksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, 17 – 8 – ’05

Wakil2 bangsa Indonesia.

Kemudian, Mohamad Ibnu Sayuti Melik mengetik teks naskah proklamasi yang telah mengalami perubahan, yang dikenal dengan sebutan naskah “Proklamasi Otentik”, yang isinya adalah sebagai berikut :
P R O K L A M A S I

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.

Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan

dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05

Atas nama bangsa Indonesia.

Soekarno/Hatta.
Namun sesungguhnya makna kemerdekaan yang hakiki adalah tidak hanya sebatas keluar dari penjajahan perang namun juga keluar dari segala bentuk penjajahan baik berbentuk fisik maupun batin. Untuk mewujudkan mimpi dan cita – cita para pahlawan yang telah gugur di medan perang marilah kita mengisi Kemerdekaan Indonesia dengan menjaga negara Indonesia dari segala bentuk penjajahan dan yang lebih penting lagi adalah ikut berperan dalam program pembangunan pemerintah guna menuju Indonesia yang mandiri dan berkemajuan. 
“Semangat Kerja Nyata Tanpa Korupsi”

Merdeka…..!!! Dirgahayu RI ke- 71

Yogyakarta,17 agustus 2016

Senja dalam Kerinduan


​author, ayudi tama
Senja memang selalu datang silih berganti, 

Senja yang membawaku untuk mencoba menghadapi Malam,

Yang akan menghantarkanku pada suatu pagi yang indah Tanpamu, 

Pagi ini kan jadi awal hari yang baru,

Dan menjanjikan segala mimpi yang ingin ku raih walau tak bersamanya, 

Tapi, bagiku Senja selalu menemaniku Selama ratusan hari yang ku lewati, 

Karena aku tidak pernah memikirkan orang lain kecuali kamu Ya kamu…

Senyum dan canda tawamu dulu yang slalu aku tunggu,

Hingga saat ini kutunggu akan kehadiranmu,

Kamu yang selalu di hatiku Kamu yang selalu ku rindu, 

Kamu yang selalu membuatku menangis dalam rinduku,

Kamu yang selalu membuatku tak menentu dalam menjalani hari-hariku

Dan kamu yang selalu ada di setiap doa-doaku dan berharap tuk bertemu, 

Senja yang aku lewati dan tak mungkin bersama mu lagi, 

Memang selalu mengantarkanku pada hal-hal baru penuh kerinduan,

Akan datang nya hadirmu kembali,

Tapi anehnya, senja tidak mampu menghapus cintaku padamu… 

Walau pun dirimu entah jauh di mana..? 

Dan mungkin tak kan bisa kau ku temukan yang seperti dulu lagi,

Senja yang mengawali dan menumbuh kan rasa cinta ini dulu pada dirimu, 

Hingga aku berharap Senja pula yang akan mempertemukan kita lagi,

Menghantarkanmu Ke dalam pelukanku dan membalas segala rasa yang kumiliki untukmu…” 

Bitung, 11 agustus 2016

BerHenti Berharap….!!!

Author, Ayudi tama
Ketika kaki ini sudah melangkah, 

Tak kan berhenti walau hanya sejenak, 

Ketika hati ini sudah bertekad, 

Tak kan terbesit tuk berfikir ulang, 

Ketika raga ini sudah terpisah,

Mungkin kah akan menyatu…?.?? 

Dan kalau rasa ini sudah berlabuh di hatimu,

 Tak kan terfikir Ku bersandar di pelabuhan hati yang lain,

Tapi kalau hati ini kau tinggalKan,

Tak akan mungkin mudah kau kembalikan, 

Karna aku hanya bermimpi….

Menghabiskan sisa hidup dan cinta Ku hanya untukmu….!!!

Awal Agustus Yang Tak Bersahabat” 

Author, Ayudi Tama

Jum’at 01 Agustus 2016 Pukul 04:45 Pagi, Hari yang tak bersahabat bagiku” Jari kelingking aku terkena mesin saat kerja. Saya kira itu cuma luka biasa, dan tak perlu tindakan medis” Darah pun mengalir deras bagai air sungai mengalir” lalu teman aku dengan sigap mengambil kotak P3K dan mengobati tangan aku, perban pun segera di lilitkan di tangan aku. Darah pun berhenti mengalir, tapi rasa nyeri masih terasa. 

Waktu pulang pun telah tiba, sesampai di rumah aku berniat membuka perban aku, untuk membersihkan luka yang belum sempat di bersihin! Dan ingin mengganti perban yang baru. Saat perban di buka darah pun mengalir deras lagi, aku pun ke bingungan, segala obat aku bubuhkan pada luka aku dari obat merah, alkohol, revanol dan sampai supertetra, cuma untuk menghentikan darah yang mengalir. Tapi ternyata sia..sia… Darah pun terus mengalir, akhir nya aku nyuruh teman aku buat nganterin ke klinik biar di tidak lanjuti secara medis. Sesampai rumah sakit di tanyain luka kenapa terus kejadian jam berapa kok lukanya seperti ini. Aku jawab sejujur nya malah di omelin kok baru di bawa sekarang, ngak dari tadi. 

“Ya kirain luka nya cuma sobek biasa dok! 

Ini mah harus di jahit karena luka nya panjang dan lebar. (Kata dokter) 

Aku paling takut kalau luka itu harus di jahit…!

“Dok kalau memang harus di jahit di suntik bius dulu ya!”

“Iya, tenang aja ngak terasa sakit kok!” 

Dokter pun mulai menyuntikan obat bius, dan melanjutkan proses penjahitan pada luka saya di bantu seorang perawat. Dan akhir nya proses penjahitan nya selesai dan ternyata 5 jahitan yang bersarang di jari kelingking aku.

Aku terus menyelesaikan pembayaran adminitrasi dan bergegas pulang. Dan masih dengan perasaan rasa takut di jahit dan rasa nyeri sakit di jariku. 

Nah dari cerita atau kisah nyata yang aku alami ini, saya bisa mengambil kesimpulan seperti ini…

Jika sulit mensyukuri rejeki yang kita miliki saat ini.

Syukurilah kelengkapan anggota tubuh yang sempurna dan bisa berfungsi sebagaimana mestinya. 

Tangerang, 02 agustus 2016