Sang Elang

By’ Ayudi Tama

Ketika sang Elang mengepak kan Sayapnya. Terbang tinggi menjulang menembus awan bagaikan jet tempur yang mau menyerbu musuh. Dengan kaki yang kuat dan cakar yang siap mencengkram musuh. Bagaikan super hero yang merajai angkasa. Dan dengan sayap yang lebar terbang menghitari angkasa mencari keindahan di dunia ini.

Tapi sekarang Sang Elang Mulai jarang terlihat di negri indonesia ini. Dan hanya bisa mungkin sering kita jumpai kalau kita berkunjung di kebun binatang. Di alam bebas mungkin populasi sudah tidak bisa kita jumpai sewaktu- waktu, seiring terjadi perambahan hutan lindung dan pembukaan lahan produksi oleh sebagian orang- orang yang tak bertanggung jawab. Dan masih banyak perburuan satwa yg di lakukan untuk mencari ke untungan pribadi. Dan itu semua di lakukan oleh orang kita sendiri dan sungguh tragis nya lagi di lakukan juga oleh pencari satwa dari luar negara kita indonesia. 

Dan mungkin kalau semua itu di biarkan terjadi, populasi sang elang akan hilang bak di telan bumi. Serta Mungkin tak akan terlihat lagi keperkasaan Sang Elang  di langit indonesia ini. 

Nah…ini ada kehidupa Sang Elang yang sesungguhnya….

Elang merupakan jenis unggas yang mempunyai umur paling panjang didunia. Umurnya dapat mencapai 70 tahun. Tetapi untuk mencapai umur sepanjang itu seekor elang harus membuat suatu keputusan yang sangat berat pada umurnya yang ke 40.

Ketika elang berumur 40 tahun, cakarnya mulai menua, paruhnya menjadi panjang dan membengkok hingga hampir menyentuh dadanya. Sayapnya menjadi sangat berat karena bulunya telah tumbuh lebat dan tebal,sehingga sangat menyulitkan waktu terbang.
Pada saat itu, elang hanya mempunyai dua pilihan: Menunggu kematian, atau Mengalami suatu proses transformasi yang sangat menyakitkan – suatu proses transformasi yang panjang selama 150 hari.

Untuk melakukan transformasi itu, elang harus berusaha keras terbang keatas puncak gunung untuk kemudian membuat sarang ditepi jurang, berhenti dan tinggal disana selama proses transformasi berlangsung.

Pertama-tama, elang harus mematukkan paruhnya pada batu karang sampai paruh tersebut terlepas dari mulutnya, kemudian berdiam beberapa lama menunggu tumbuhnya paruh baru. Dengan paruh yang baru tumbuh itu, ia harus mencabut satu persatu cakar-cakarnya dan ketika cakar yang baru sudah tumbuh, ia akan mencabut bulu badannya satu demi satu. Suatu proses yang panjang dan menyakitkan. Lima bulan kemudian, bulu-bulu elang yang baru sudah tumbuh. Elang mulai dapat terbang kembali. Dengan paruh dan cakar baru, elang tersebut mulai menjalani 30 tahun kehidupan barunya dengan penuh energi! 

Semoga dengan artikel ini kita bisa tau tentang kehidupan Sang Elang. 

9 tanggapan untuk “Sang Elang”

      1. one day when you come to Indonesia to see the beautiful nature Indonesia? do not forget to visit in the city of Yogyakarta. because now the city of Yogyakarta has a lot of new beach that has been opened. and very mamanjakan visitors who wish to enjoy the natural beauty of her special Indonesian city of Yogyakarta. and in Yogyakarta you can visit in the temple of Borobudur, Prambanan temple, Yogyakarta palace and the king that is the hallmark of Yogyakarta Jalan Malioboro is located in Yogyakarta. and many more that can not be I who love you here. because it needs a lot of time to explain all the natural beauty of Indonesia. But if the city of Yogyakarta do not forget to stop by my house. I would be happy if there could be a brief stop at my residence.

        Disukai oleh 1 orang

      2. Thank you, I would love to come back to Indonesia and visit you. You are most welcome at my house in Australia, when I return home but at the moment, I am in Italy for a while. I remember Borobudur well, it’s incredible as is Indonesia as a travel destination.

        Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan komentar